:: 62 8000 xxx mading@mading.ciuss
School Info
Sunday, 13 May 1151
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
18 March 2021

Prasangka Baik kepada Allah : Jalan Pintas Untuk Meraih Kemuliaan

Thu, 18 March 2021 Read 56x Artikel

Situasi yang kita rasakan pada saat pandemi Covid-19 seperti ini memang sangat memprihatinkan. Kegiatan belajar mengajar yang kurang efektif, perusahaan bangkrut yang ‘merumahkan’ banyak karyawannya, UMKM dan pedagang kecil yang sepi pembeli karena pembatasan aktivitas sosial, semua itu memicu banyak orang untuk berprasangka buruk atas segala apa yang terjadi.

Lockdown dan pembatasan sosial era Covid-19 terjadi di seluruh dunia. Gambar : Stasiun pusat Jerman, difoto oleh Morgengry, pixabay.com

Setiap hari kita juga disajikan berita tentang kematian yang indikasinya disebabkan oleh virus covid-19. Adanya fenomena yang tidak biasa ini, mayoritas dari kita berprasangka bahwa ini merupakan suatu kecelakaan besar yang sangat merugikan dan mengancam kehidupan kita. Bahkan tidak sedikit orang beranggapan bahwa Tuhan tidak adil.

Perintah Berprasangka Baik kepada Allah Subhanahu Wata’ala

Prasangka buruk yang seringkali disematkan dalam pandangan kita, tanpa kita sadari bahwa hakikatnya saat itu juga kita sedang mengingkari akan takdir Allah Subhanahu Wata’ala dan itu dapat menciderai keimanan kita. Allah SWT telah memberi peringatan kepada kita agar berhati-hati dalam berprasangka, sebagaimana firman-Nya disebutkan ;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ.

Wahai orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Nabi kita Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wassalam juga pernah berpesan saat tiga hari sebelum wafatnya, beliau memberi wasiat kepada kita tentang bagaimana kita harus bersikap terhadap ketentuan Allah Subhanahu Wata’ala.

و عن جابِر بن عبدِ اللَّه ، رضي اللَّه عنهما ، أَنَّهُ سَمِعَ النَبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قَبْلَ موْتِهِ بثلاثَةِ أَيَّامٍ يقولُ : « لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُم إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّه عزَّ وَجَلَّ » رواه مسلم

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma bahwasanya ia mendengar Nabi shalallahu alaihi wasalam, sebelum wafatnya kurang tiga hari pernah bersabda: “Janganlah seseorang dari engkau semua itu meninggal dunia, melainkan ia harus -berbaik sangka- kepada Allah Azza wajalla.” (Riwayat Muslim)

Berbaik sangka kepada Allah, percaya bahwa kejadian yang buruk itu tidak akan terjadi selamanya. Image by Samer Chidiac from Pixabay

Dari keterangan tersebut, jelas maksudnya bahwa kita diwajibkan untuk berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Kita juga diperintahkan untuk menyadari bahwa kematian adalah ketetapan Allah Subhanahu Wata’ala yang sudah pasti adanya dan seharusnya kita lebih fokus pada semua ketetapa Allah Subhanahu Wata’ala atas diri kita di kehidupan dunia ini, baik yang menyenangkan, ataupun yang menurut kita sangat merugikan. Sebagai umat Islam yang meyakini Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam sebagai sosok teladan, hendaknya kita mengindahkan pesan tersebut, sehingga kita tidak terlalu serius dan berlebihan dalam menyikapi keadaannya dunia yang akan kita tinggalkan setelah kita mati.

Manfaat dan Cara Berprasangka Baik kepada Allah Subhanahu Wata’ala

Prasangka baik kepada Allah SWT akan mendatangkan kemuliaan untuk diri kita di sisi-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim sebagai berikut;

عن أبي هريرة – رضي الله عنه – قال : قال النبي – صلى الله عليه وسلم يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً (رواه البخاري ومسلم(

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda “Allah ‘azza wajalla berfirman; Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia berdoa kepada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala berkehendak atas segala sesuatu sebagaimana hamba-Nya berprasangka kepada-Nya. Allah Subhanahu Wata’ala juga bersama dengan siapa yang selalu mengingat-Nya. Apabila kita berprasangka buruk pada ketetapan Allah Subhanahu Wata’ala maka keburukanlah yang akan kita rasakan, namun sebaliknya jika kita menerima segala ketetapan dan kemudian berprasangka baik kepada-Nya, maka sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala tidak pernah mengingkari janji.

Terkadang anak kecil adalah contoh terbaik dalam bersikap : mereka tetap tersenyum senang walaupun berada dalam keadaan yang kurang ideal.

Adapun cara terbaik agar kita mampu berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wata’ala adalah dengan selalu istiqomah dalam berdoa dan berdzikir atau mengingat-Nya dalam keadaan apapun, sehingga kita mendapatkan kemuliaan dari Allah Subhanahu Wata’ala dan keberpihakan dari-Nya. Wallahu a’lam bisshowab.

This article have

0 Comment

Leave a Comment