School Info
Monday, 20 May 2024
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
12 May 2021

Cara Merayakan Idul Fitri Menurut Sunnah Nabi Muhammad SAW

Wed, 12 May 2021 Read 24x Artikel

Kamis, 13 Mei 2021 telah ditetapkan sebagai tanggal 1 Syawal 1442 Hijriyah oleh pemerintah Indonesia. Kita sebagai umat Islam tentu sangat menunggu momen tersebut, karena di hari itu ada hari perayaan besar umat Islam, yaitu hari raya Idul Fitri.

Nah, agar momen yang hanya datang satu tahun sekali ini tidak terlewatkan dengan sia-sia, maka setidaknya ada 3 hal yang perlu kita perhatikan, yaitu :

Pertama, Mengenal Apa itu Idul Fitri

Kedua, Bagaimana Merayakan Idul Fitri Sesuai Sunnah

Ketiga, Dosa-dosa yang Sering Dilakukan di Hari Idul Fitri

Apa itu Idul Fitri?

Banyak orang salah kaprah tentang Idul Fitri. Sebagian mereka mengartikan Idul Ftri dengan arti “Kembali Suci”, sehingga ada sebagian yang beranggapan bahwa pada hari itu semuanya kembali suci dari dosa sebagaimana bayi yang baru dilahirkan. Tentunya anggapan ini salah kaprah dan bahkan berbahaya.

Arti dari Idul Fitri yang benar adalah “Hari Raya Berbuka” yakni kaum muslimin tidak lagi melaksanakan puasa di hari itu karena telah berbuka dari melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Pengertian inilah yang sejalan dengan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :

الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ، وَالفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ

Hari berpuasa adalah hari di mana kalian berpuasa. Hari berbuka adalah hari di mana kalian berbuka [HR. Tirmidzi]

Baca Juga : 8 Tips Kuatkan Hafalan Al-Quran

Bagaimana Cara Merayakan Idul Fitri Sesuai Sunnah Nabi?

Merayakan hari raya idul fitri merupakan salah satu ibadah yang tidak terlepas dari dua syarat agar diterima oleh Allah, yaitu Ikhlas dan Ittiba’ atau mengikuti sunnah Nabi. Lalu, bagaimanakah tuntunan Nabi dalam merayakan hari raya idul fitri? Mari kita pelajari bersama!

1 . Melaksanakan Shalat Idul Fitri

Setiap muslim dan muslimah yang tidak berhalangan hendaknya keluar dari rumah untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Bahkan wanita muslimah yang haid pun juga diperintahkan untuk keluar dari rumahnya untuk menyaksikan shalat idul fitri. Dari Ummu Athiyyah ia mengatakan :

أَمَرَنَا – تَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنْ نُخْرِجَ فِي الْعِيدَيْنِ، الْعَوَاتِقَ، وَذَوَاتِ الْخُدُورِ، وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk mengeluarkan para gadis, wanita yang dipingit dan wanita haid pada dua hari raya (idul fitri dan idul adha), hanya saja wanita haid diperintahkan memisahkan tempat shalat kaum muslimin. [HR. Muslim]

2. Mandi Sebelum Pergi Melaksanakan Shalat Idul Fitri

عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى

Dari Nafi’ ia berkata : Abdullah bin Umar biasa mandi di hari Idul Fitri sebelum ia berangkat pagi ke tempat shalat. [HR. Malik dalam Al-Muwatho’]

3. Berhias Diri dengan Memakai Pakaian Terbaik Ketika Merayakan Idul Fitri

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu ia berkata :

كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُبَّةٌ يَلْبَسُهَا لِلْعِيْدَيْنِ وَيَوْمِ الجُمُعَةِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki jubah khusus yang beliau pakai untuk dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan hari jumat. [HR. Ibnu Khuzaimah]

4. Makan Sebelum Shalat dan Tidak Berpuasa

Sebagaimana namanya, di hari raya ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang untuk berpuasa. Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu beliau berkata :

نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْفِطْرِ ، وَالنَّحْرِ

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang berpuasa di hari raya idul fitri dan idul adha. [HR. Bukhari]

Bahkan dianjurkan untuk makan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Di dalam hadits disebutkan :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ

Dahulu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak berangkat idul Fitri hingga makan terlebih dahulu, dan tidak makan ketika idul Adha hingga ia kembali lalu memakan sembelihannya. [HR. Ahmad]

5. Bertakbir Ketika Hari Raya Idul Fitri

Allah subhanahu wata’ala berfirman :

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. [QS. Al Baqarah : 185]

Dianjurkan bertakbir ketika hendak berangkat menuju tempat shalat hingga didirikannya shalat. Dari Az-Zuhri ia berkata :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ، فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى، وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلَاةَ، فَإِذَا قَضَى الصَّلَاةَ، قَطَعَ التَّكْبِيرَ

Bahwa Rasulullah ketika berangkat keluar melaksanakan shalat Idul Fitri beliau bertakbir hingga sampai di tanah lapang dan hingga shalat ditunaikkan. Ketika shalat hendak ditunaikkan maka beliau menghentikan takbirnya. [HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf]

6. Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri

Diperbolehkan untuk saling bertemu dan mengunjungi serta mengucapkan ucapan selamat hari raya.

كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك

Dahulu para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berjumpa dengan hari raya maka satu sama lain saling mengucapkan : “Taqabbalallahu minna wa minka” (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian). [Fathul Bari : 2/466]

7. Berangkat dan Pulang dengan Jalan Berbeda

Disunnahkan ketika hendak pulang dari melaksanakan shalat idul Fitri agar melalui jalan yang berbeda ketika berangkat. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma ia berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Dahulu ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam berada di hari raya maka beliau membedakan jalan pulang dan pergi. [HR. Bukhari]

Dosa-dosa di Hari Raya Idul Fitri

Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah hendaknya kita menghindari dosa-dosa yang masih banyak dijumpai di hari raya Idul Fitri. Jangan sampai momen hari raya yang seharusnya menjadi pahala ibadah malah membuat kita terjerumus dalam dosa. Berikut dosa-dosa yang masih sering dijumpai ketika hari raya Idul Fitri :

1. Ghibah

Saling berkunjung dan mengucapkan selamat hari raya memang tidak dilarang. Namun berhati-hatilah, jangan sampai saling berkunjung justru menjadikan kita terjerumus pada dosa ghibah. Allah ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.[QS. Al-Hujurat : 13]

2. Tabarruj di Hari

Tabarruj (memamerkan kecantikan dan perhiasan) haram bagi wanita muslimah. Allah ta’ala berfirman :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ

dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[QS. Al-Ahzab : 33]

3. Menggunakan Parfum Bagi Wanita

Wanita tidak boleh menggunakan parfum kecuali hanya untuk suaminya. Apabila seorang wanita menggunakan parfum dan melewati suatu kaum sehingga mereka menciumnya maka ia adalah pezina. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِذَا اسْتَعْطَرَتِ الْمَرْأَةُ، فَمَرَّتْ عَلَى الْقَوْمِ لِيَجِدُوا رِيحَهَا، فَهِيَ كَذَا وَكَذَا

Ketika seorang wanita mengenakan parfum lalu ia melewati suatu kaum sehingga mereka menciumnya maka ia adalah wanita pezina. [HR. Abu Dawud]

4. Bersalaman dengan Bukan Mahram

لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ

Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya. [HR. Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir]

5. Menyetel Musik

Para ulama baik dari kalangan para Sahabat, Tabi’in, salafus shalih, serta orang-orang yang mengikuti mereka sepakat bahwa hukum musik adalah haram. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

Akan ada dari umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutra (bagi laki-laki), khamr, dan alat-alat musik.[HR. Bukhari]

Adapun ulama-ulama masa kini yang menghalalkan musik adalah bukti benarnya sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam di atas.

Namun, di hari raya Idul Fitri dibolehkan bernyanyi dan bermain musik dengan syarat :

  • Dinyanyikan oleh wanita yang belum baligh dan tidak menimbulkan fitnah
  • Syair atau lirik tidak bertentangan dengan syariat
  • Hanya boleh dilakukan saat hari raya dan resepsi pernikahan saja
  • Tidak diiringi alat musik kecuali rebana murni tanpa tambahan
  • Penyanyi tidak berprofesi sebagai penyanyi

Adapun hadits yang membolehkan hal ini adalah :

دَخَلَ عَلَيَّ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الْأَنْصَارِ، تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ بِهِ الْأَنْصَارُ، يَوْمَ بُعَاثَ، قَالَتْ: وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَبِمَزْمُورِ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيدٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا، وَهَذَا عِيدُنَا

Abu Bakar masuk dan ketika itu bersamaku ada dua orang anak kecil perempuan dari kalangan Anshar bersenandung syair kaum Anshor pada perang Bu’ats, dan kedua anak itu bukanlah penyanyi. Maka Abu Bakar berkata, “Apakah seruling-seruling setan di rumah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam!?” Dan ketika itu hari raya, maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Wahai Abu Bakr, biarkan mereka karena sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita.” [HR. Bukhari]

This article have

0 Comment

Leave a Comment

Kontak

AlamatJl. Prof. Dr. Suharso, Arcawinangun, Kec. Purwokerto Tim., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53113
Telepon: (0281) 636900