PEMUDA: DARI FASE KRITIS MENUJU FASE EKSIS
Oleh. Rofik Anhar, M.Pd.I
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah SWT … (HR. Bukhori Muslim)
Berapa umur anda sekarang?
Apabila usia anda berkisar antara 10 – 24 tahun, maka menurut World Health Organization dikatakan sebagai young People. Sedangkan jika merunut International Youth Year yang diselenggarakan pada tahun 1985 dikatakan usia tersebut sebagai kelompok pemuda. Kategori usia pemuda di atas ini ternyata juga beda dengan draft RUU Kepemudaan, yang mengatakan usia muda adalah berkisar antara 18 sampai 35 tahun.
Kalau kita melihat tingkat perkembangan manusia, ada masa pra baligh (anak-anak), kemudian mumayyiz (sudah mampu membedakan mana yang haq/baik, dan mana yang bathil /salah), lalu masa aqil baligh dengan indikasi mengalami ihtilam (mimpi basah – medis:emisi), dan kalau sudah ihtilam, maka akan terbebani dengan perintah dan larangan syari’at (taklif), orangnya disebut mukallaf. Jika sebelum mukallaf seluruh perbuatannya tidak berakibat kepada dosa, akan tetapi ketika sudah mukallaf, maka seluruh perbuatan dan ucapannya akan berimplikasi kepada pahala dan dosa. Tidak ada patokan pasti kapan seseorang mengalami ihtilam, masing-masing orang bisa jadi beda, hanya saja ketika itu terjadi maka sudah masuk “fase pemuda”, sampai nanti usia 35 tahun (RUU Kepemudaan).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pemuda artinya orang muda; remaja. Remaja berarti dewasa (aqil baligh). Fase inilah yang banyak dikatakan orang sebagai masa yang sangat krusial. Masa produktif, masa berkarya, masa bergerak, disisi lain juga masa labil, masa mencoba-coba, masa ‘semau gue’, masa ‘mencari’ jati diri. Apabila masa muda banyak didominasi dengan kegiatan positif konstruktif, maka kebermanfaatan dirinya akan terbuka lebar dimasa mendatang. Namun jika masa muda habis dengan kegiatan yang sia-sia apalagi destruktif, hura-hura, foya-foya, maka eksistensi dirinya kedepan juga terancam, tidak mampu memberikan kemanfaatan, jangankan bagi orang lain, bagi dirinya sendiri saja tidak bisa. Secara sederhana masa muda adalah masa ujian, masa kritis, siapa saja yang menjalankan peran dengan sungguh-sungguh, disiplin, dan senang melakukan kebaikan maka selamatlah masa ‘tua’nya.
Tantangan Besar Pemuda
Sebagai manusia yang sedang menjalani tahap tumbuh dan kembang, baik secara fisik maupun psikis, tentunya para pemuda akan banyak menghadapi berbagai kegoncangan hidup dan problematika kehidupan. Problem dirumah; bersikap kontraproduktif dan berlebihan dalam menghadapi ketidak harmonisan orangtuanya, kurang sadar diri dengan kekurangan, merasa diperlakukan tidak adil dan dibanding-bandingkan dengan saudara lain. Akhirnya ambil jalan pintas broken home. Problem di sekolah; tidak bisa menyesuaikan dengan aturan sekolah, trouble maker, malas belajar dan seenaknya sendiri ketika kegiatan, ini akan berdampak ke nilai sekolah (nilai sekolah?? emang gue pikirin! masalah lagi kedepannya). Ada juga problem pertemanan, terlibat aksi kekerasan, piutang, solidaritas tidak pada tempatnya, tidak sedikit akhirnya berujung masuk ranah hukum. Acapkali masalah satu melahirkan masalah lain. Masalah di rumah, terbawa disekolah dan pergaulan, atau sebaliknya. Dalam kondisi seperti ini, peluang terjerembab ke dalam keburukan mengikuti bisikan setan sangat besar. Makanya banyak pemuda bermasalah yang mencari solusi pragmatis, pergaulan bebas, merokok, bahkan minum-minuman keras dan narkoba, terperangkap dech dalam jebakan syetan! Masalah melahirkan masalah.
Harapan Besar ditengah Gencarnya Musuh Islam
Wahai pemuda…
Engkau memiliki potensi besar, nasib agama dan negeri ini akan bergantung kepada apa yang perbuat hari ini. Kehormatan dan ‘izzahnya terletak ditangan-tangana kalian. Lihatlah musuh-musuh agama dan bangsa ini, mereka sadar betul, engkau adalah penopang peradaban besar masa depan. Mereka sangat tidak ingin agama dan bangsa ini berjaya kedepannya. Mereka juga sadar tidak akan mampu mengeluarkan engkau dari Islam. Oleh karena itu, lihatlah sekelilingmu, sungguh mereka akan hancurkan akhlak dan masa depanmu, dengan menjauhkan engkau dari firman dan sunnah. Segala daya upaya mereka lakukan, berbagai jurus konspirasi dirancang. Maka jangan heran akan terbentuknya masyarakat dengan gaya hidup (life style) berorientasi kenikmatan (hedonism), kebebasan tanpa mau dikekang aturan (liberalism), enggan dengan yang berbau agama (sekulerism), egois (nafsi-nafsi) semuanya mewabah, menjangkiti masyarakat secara massif.
Sadarilah wahai pemuda…
Engkau adalah on target musuh-musuh Islam; yang akan dibuat bangga dengan pakaian aneh ukuran ‘bayi’ dikenakan orang dewasa (super ketat menonjolkan lekukan tubuh), dibuat PD dengan model rambut yang tidak proporsional (mohak/khoza’), dibuat terlena dan ketagihan dengan film-film porno, dibuat hilang akalnya dengan narkoba. Semuanya akan dibuat lebih indah dan bahasa menggiurkan “pergaulan bebas”.
Fase Kritis Menuju Fase Eksis
Islam sebagai satu-satunya agama yang benar (dinul Haq), sudah memberikan pencerahan luar biasa, dalam rangka meraih kemaslahatan dan kebahagiaan hidup dunia akhirat. Islam memberikan apresiasi besar dalam membina dan mengarahkan pemuda kepada kebaikan, dengan membangun orientasi hidup yang kokoh, tujuan hidup yang jelas (aqidah), dan orientasi belajar sejati. Sangatlah tidak cukup hanya membekali dengan ketrampilan, kesenian atau materi akademik semata.
Melihat kembali tantangan pemuda, potensi besar namun sarat dengan masalah dan kecenderungan mengikuti nafsu syahwat, maka dalam kondisi seperti ini sungguh sebuah apresiasi luar biasa diberikan Allah SWT kepada para pemuda yang justru tenggelam dalam nasyaa fi ‘ibadatillah (Lihat hadits diatas), tumbuh kembangnya dihiasi dengan komitmen beribadah, mengekang hawa nafsunya, berjuang keras menunaikan ketaatan dan mejauhi keburukan. Bagi mereka akan mendapatkan payung kehormatan, tempat VVIP dihari kiamat. Pada saat yang lain sangat menderita dengan teriknya panas matahari yang membakar, peluh yang menenggelamkan, Allah SWT berikan kenyamanan dan keteduhan, dan surgaNya insya Allah.
Sungguh layak direnungkan, sampai kapan pun seorang pemuda tidak akan pernah lepas dari masalah. Maka berpikirlah jernih dan positif. Sadari, tidak ada yang bisa menyeselesaikan masalah-masalah tersebut selain dirinya dan Allah SWT tentunya. Belajarlah dari masalah, maka engkau akan semakin cakap menghadapi masalah. Jangan menghindar dari masalah, hadapilah satu per satu dengan kekuatan postif, ambilah pelajaran darinya. Bukan sesuatu yang mudah dan sederhana tentunya. Tapi itulah yang musti dilakukan, jika tidak hancur leburlah engkau.
Manfaatkan waktu dengan maksimal, sungguh waktu dapat membunuh akal dan pikiran, jangan biarkan otakmu kosong dan jumud, karena hal negatif dan jorok akan menyambarmu, bacalah buku-buku yang baik dan bermanfaat, dan bergaulah dengan teman baik dan sejati yang mau mengingatkan kesalahanmu. Jauhkan pikiran menunda-nunda kebikan; “ah! shalat berjamaahnya nanti saja kalau sudah tua, berbahkti ortunya nanti saja kalau sudah bekerja”. Sungguh tidak ada yang tahu kapan ajal menjemput, maka persiapkanlah dengan baik. Apa yang sudah kamu persiapkan itulah eksistensimu.
1 Comment
ki sunan tulisanne keren