School Info
Sunday, 19 May 2024
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
11 April 2021

Kompeks : Cara Kami Menggapai Keberkahan Waktu Subuh

Sun, 11 April 2021 Read 7x Artikel

Ingin merubah hidup menjadi lebih baik? Well, mulailah dari diri sendiri. Pertanyaanya, saya harus mulai dari mana? Tentu, mulailah dengan shalat lima waktu secara teratur.

Lalu?

Bangun pagi!

Chaput et all (2020) dalam penelitianya mengungkapkan bahwa secara umum, tidur lebih awal dan teratur akan membantu menjaga kondisi tubuh (tetap fit dan sehat -red). Pertanyaanya, jam berapa yang dapat dikatakan sebagai “lebih awal” itu? Salah satu jawaban yang dapat kita gunakan sebagai seorang muslim adalah jam tidur Nabi Muhammad, yaitu sekitar jam 8 malam (Nashrullah, 2020). Nashrullaah lalu menambahkan “Nah, Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam”.

Lebih jauh, Sleep Foundation (2020) menyatakan bahwa manusia secara alami akan tidur di awal malam dan bagun di pagi hari. Pola ini adalah pola tidur biologis manusia yang sangat dipengaruhi oleh posisi matahari. Mudahnya, dalam keadaan normal, manusia akan mengantuk sesaat setelah matahari terbenam, lalu bangun saat matahari akan terbit.

Kecocokan antara pola tidur Rasulullah dengan sains seharusnya sudah cukup untuk menjadi motivasi untuk bagun pagi. Namun begitu, hati manusia memang mudah terbolak balik. Beberapa dari kita lebih senang tidur malam, lalu bangun siang. Terutama di masa pandemi dimana seorang pelajar tidak harus ke sekolah, bangun siang bisa jadi hal yang acapkali dilakukan.

Maka dari itu, SMA IT Al Irsyad Purwokerto menginisiasi kegiatan Kompeks (Komunitas Perindu Keberkahan Subuh). Uniknya, kegiatan ini dijadwalkan untuk siswa perempuan. Tentu, siswa laki laki juga memiliki jadwal kegiatan subuh tersendiri, yang disebut dengan Kosube (Komunitas subuh berjamaah) yang akan ditulis artikelnya di kesempatan mendatang.

Kepala Sekolah SMA IT Al Irsyad Purwokerto ustadz Galih Rakasiwi menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah menghidupkan waktu subuh dengan kegiatan yang bermanfaat bagi siswa putri. Harapanya, dengan memulai kegiatan dengan aktivitas yang baik, maka akan membuat hari yang dijalani menjadi penuh dengan kebaikan dan keberkahan.

Lalu, kegiatan Kompeks pun dijalankan, dengan ustadzah Irma Muspidawati selaku penanggung jawabnya.

Selain keberkahan di waktu subuh, Kompeks juga dapat membantu siswa untuk mulai mengevaluasi jadwal tidurnya. Logikanya, bila ingin mengikuti kegiatan ini dengan baik, siswa harus tidur lebih awal. Tidur larut malam akan menimbulkan resiko berupa kantuk saat kegiatan Kompeks, atau bahkan melewatkannya. Pada akhirnya, kompeks tidak hanya membuat siswa dapat meraih keberkahan di waktu subuh (dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat), namun juga dapat dijadikan sebagai momen untuk memperbaiki pola tidur. Memperbaiki pola tidur tentunya dapat menjadi awalan untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Pelaksanaan

Kompeks dilaksanakan dengan teknis sebagai berikut. Kegiatan dijadwalkan satu kali setiap pekan, dari bulan Maret sampai awal April (setiap hari Sabtu). Saat pelaksanaan, siswa akan mendapatkan link Google Meet yang terpisah untuk setiap angkatan (kelas X, XI dan XII). Mualim di setiap angkatan akan menyampaikan materi siraman rohani selama lebih kurang 45 menit (pukul 5.00 – 5.45). Materi dibuat bervariatif di setiap pekan untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa putri. Di setiap akhir acara, kehadiran siswa akan dilaporkan ke wali kelas dan penanggung jawab kegiatan.

Cuplikan kegian Kompeks, Level XI, Sabtu, 3 April 2021. Pemateri: ustadzah Irma Muspidawati, M. Pd

Materi yang disampaikan dibuat bervariasi, dengan penekanan pada adab dan perilaku yang seharusnya dipahami oleh siswa perempuan. Pada pekan pertama (6 Maret), tema materi adalah menjadikan orang tuga sebagai wasilah ke surga/birrul waa lidain. Inti dari materi ini adalah, hendaknya seorang perempuan memiliki perangai yang baik kepada orang tuanya, sehingga kebaikanya itu dapat mengantarkannya ke surga.

Tema pertama: bagaimana cara memuliakan orang tua melalui tingkah laku kita sehari-hari. Kajian ini diadakan di level X, XI dan XII putri. Pemateri di level XII adalah ustadzah Dyah Retno K., M. Pd, sedangkan ustadzah Aida Latifaturrohman mengisi di level X.

Pada pekan ke-2 (20 Maret), tema materi berpusat pada fenomena Adhoousshalaat (menyepelekan shalat). Tema ini berpusat pada penguatan kembali keimanan siswa supaya tidak menyepelekan shalat dalam keadaan apapun (kecuali ada halangan syar’i). Menyepelakan di sini dapat berarti menunda shalat sampai akhir waktu, menggunakan pakaian yang kurang pantas, dikerjakan terburu-buru, dan sebagainya. Shalat merupakan amalan yang akan pertama kali di hisab, sehingga harus dilaksanakan dengan baik, sesuai rukun shalat, serta dilakukan dengan serius (memakai baju terbaik misalnya).

Tidak dapat dipungkiri, kesibukan dunia seringkali melalaikan kita dari shalat. Mungkin tidak ditinggalkan, namun bisa jadi kita semakin meremehkan shalat. Kajian ini diadakan di level X, XI dan XII putri. Di level XI, materi disampaikan oleh ustadzah Mei Utami, S. Si, dimana ustadzah Ima Susanti, S. S menyampaikan materi di level X.

Kemudian, pada pekan terakhir (3 Maret) siswa diberikan pemahaman mengenai rasa takut kepada Allah di masa dimana banyak orang melalaikanNya. Rasa takut kepada Allah dapat menjadikan seseorang sadar bahwa sebaik baik bekal adalah amal baik yang akan membelanya di akhirat nanti.

Masa pandemi bisa jadi membuat kita melalaikan Allah. Shalat boleh dilakukan di rumah, tidak harus bersalaman/bertemu orang lain, dan sebagainya. Tentunya, kewajiban kita adalah tetap mengingat Allah kapanpun dan bagaimanapun kondisinya. Kajian ini diadakan di level X, XI dan XII putri. Materi di level XI disampaikan oleh ustadzah Irma Muspidawati, M. Pd, dimana ustadzah Lia Lindawati, M. Pd menyampaikan materi di kelas XII.

Menggapai Keberkahan Subuh

Penanggung jawab kegiatan, ustadzah Irma menjelaskan, membangun generasi Islam yang tangguh memang tidaklah mudah, namun bisa kita mulai. Kita dapat memulainya dari hal kecil, seperti bangun pagi di waktu subuh. Untuk perempuan, walaupun shalat subuh berjamaah di masjid tidak wajib, namun bangun pagi dapat dijadikan sebagai awal yang baik untuk menggapai kehidupan yang teratur: bangun pagi, tahajud, shalat subuh di awal waktu dan berjamaah di rumah, kajian keagamaan lalu dilanjutkan dengan aktivitas pribadi.

Maka dari itu, beliau juga berpandangan bahwa kegiatan ini seyogyanya tetap berlanjut walaupun sudah lewat masa pandemi. Dengan adanya kelas seusai subuh, siswa putri tentu harus mengatur pola tidur supaya dapat bangun di pagi hari (ingat, pola tidur yang baik meningkatkan kesehatan). Bangun di pagi hari juga akan membuat pola hidup lebih teratur. Keteraturan dalam hidup inilah yang dapat membuat seseorang memiliki sifat kemandirian yang lebih baik (karena dia dilatih bertanggung jawab atas aktivitasnya sendiri). Tentu, memiliki putri yang sehat, teratur, mandiri dan paham agama adalah impian bagi semua orang tua, right? Dari situ, insyaAllah keberkahan akan turun, baik untuk anak dan orang tuanya.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

This article have

0 Comment

Leave a Comment

Kontak

AlamatJl. Prof. Dr. Suharso, Arcawinangun, Kec. Purwokerto Tim., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53113
Telepon: (0281) 636900