Bila kita bertanya kepada anak-anak tentang cita-cita, jawaban mereka akan beragam. Ada yang ingin menjadi polisi, guru, PNS, dokter, arsitek, pedagang, bos perusahaan, dan sebagainya. Jika ada anak yang bingung ketika ditanya tentang cita-cita, apalagi usianya sudah semakin dewasa, kita selaku orang tuanya tentu merasa khawatir. Kita akan berusaha memotivasinya agar segera menemukan cita-citanya. Apalagi ketika ia dihadapkan pada sebuah pilihan, mau masuk ke sekolah mana, mau kuliah di kampus mana, jurusannya apa, dan seterusnya.
Namun, seberapa seringkah kita menasihati anak-anak kita untuk memiliki cita-cita yang jauh lebih tinggi dibanding berbagai macam cita-cita tersebut? Ada seorang sahabat bernama Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami radiyallahu ‘anhu. Ia adalah seorang yang sangat fakir, tidak memiliki rumah, dan tidurnya biasa di emperan Masjid Nabawi. Dengan kondisi serba kekurangan seperti itu, dia sibuk berkhidmat dan melayani keperluan Nabi Muhammad ﷺ.
Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami radhiyallahu ‘anhu pernah bertutur, “Dahulu aku biasa melayani Rasulullah ﷺ. Aku menyelesaikan dan memenuhi keperluannya sepanjang siang sampai beliau melaksanakan shalat Isya’, kemudian aku duduk di sisi pintu rumah beliau setelah beliau ﷺ masuk ke dalam rumahnya. Aku berkata kepada diriku, barangkali Rasulullah ﷺ tiba-tiba memiliki keperluan. Keberadaan Rabi’ah bin Ka’ab yang standby di dekat pintu rumah Rasulullah ﷺ menjadikannya siap siaga melayani beliau.
Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami radhiyallahu ‘anhu menuturkan, Aku terus mendengar beliau mengucapkan, “Subhanallah, subhanallah, subhanallah wabihamdihi”, ketika aku mulai merasakan kelelahan aku pulang atau ketika merasa kantuk aku tertidur di sana.
Karena melihat semangat dan kesungguhanku dalam membantu dan melayani beliau, suatu hari beliau ﷺ berkata kepadaku, “Mintalah sesuatu kepadaku wahai Rabi’ah! Niscaya aku akan memberimu”.
Mendengar tawaran itu aku berkata kepada beliau, “Biarkan aku berpikir dahulu wahai Rasulullah!
Esoknya, tatkala berjumpa dengan Rasulullah ﷺ beliau berkata kepadaku, “Apakah keinginanmu wahai Rabi’ah?” Aku menjawab,
Leave a Comment