School Info
Sunday, 19 May 2024
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
7 April 2021

Membaca, Mengapa Tidak?

Wed, 7 April 2021 Read 12x Artikel

Kenapa membaca itu penting”, jika kalian mencari keyword atau kata kunci tersebut di peramban google chrome, kalian akan menemukan sekitar 781 blog/website yang membahas mengenai hal tersebut. Cukup banyak bukan? Ada banyak sekali artikel yang membahas terkait dengan alasan penting membaca atau manfaat dari kegiatan membaca atau yang lainnya. Pada kesempatan ini, saya akan membahas terkait kata kunci di atas agar kalian dapat mengetahui manfaat dari aktivitas membaca kalian. Mengapa kita perlu membaca? Kita mulai dari dasar terlebih dahulu. Yuk simak….

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa seseorang setelah keterampilan menyimak dan berbicara. Kegiatan ini sebagai suatu kegiatan interaktif untuk memetik dan memahami arti atau makna yang terdapat di dalam bahan tulisan. Menurut Harjasujana (1965:5), membaca merupakan interaksi pembaca dan penulis. Interaksi tersebut tidak langsung, tetapi bersifat komunikatif. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan semakin baik apabila pembaca tersebut mempunyai kemampuan yang lebih baik. Bukankah kalian juga sedang membaca tulisan ini. Kita lanjut ke paragraf selanjutnya, terkait membaca dalam perspektif Islam.

Ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk “membaca”. Gambar : Gua Hira, sumber: Wikipedia

Di dalam agama kita, Islam, ayat yang pertama turun adalah perintah untuk membaca. Kata perintah “bacalah!” merupakan firman pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Wahyu Alquran diturunkan ketika Rasulullah sedang tafakur di Gua Hira. Kita tahu bahwa Nabi Muhammad saw adalah seorang yang buta huruf. Namun, dengan kuasa Allah Swt., akhirnya Nabi Muhammad saw dapat mengikuti wahyu tersebut melalui malaikat Jibril as. Dari firman Allah Swt. tersebut, alangkah baiknya jika kehidupan kita diwarnai dengan aktivitas membaca, baik itu membaca Alquran, Hadist, atau kitab / buku lainnya.

Membaca sebagai syarat pertama dan utama pengembangan ilmu dan teknologi serta syarat utama untuk membangun peradaban. Semua peradaban yang bertahan lama justru dimulai dari satu kitab / buku (bacaan). Peradaban Yunani dimulai dengan lliad karya Homer pada abad ke-9 sebelum Masehi. Hal tersebut berakhir dengan hadirnya kitab Perjanjian Baru. Peradaban Eropa dimulai dengan karya Newton (1641-1727) dan berakhir dengan filsafat Hegel (1770-1831). Sementara itu, kehadiran Alquran melahirkan peradaban Islam yang tidak akan tergerus oleh perkembangan zaman dan dipicu oleh daya kekuatan yang tumbuh dari semangat ayat-ayat Alquran yang awal mula diturunkan, yaitu perintah membaca.

Salah satu metode supaya kita senang membaca: mendisain tempat yang nyaman untuk melakukanya. Tidak perlu mahal, asal nyaman. Photo by Sincerely Media on Unsplash

Dengan membaca, kita dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt. Dari segala aktivitas kita yang berkaitan dengan membaca, kita akan senantiasa untuk mengucap puji syukur kita kepadaNya karena telah diberkahi dengan kemampuan ini. Kita dapat mengetahui segala hal di dunia ini yang bersifat nyata ataupun gaib. Segala informasi dan pengetahuan yang kita dapatkan dalam diri kita merupakan pemberian dariNya. Dengan pemberian tersebut, apakah kita akan gunakan untuk membaca sesuatu hal yang tidak bermanfaat? Ataukah mungkin juga kita akan gunakan untuk memahami ilmu yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain? Tentu tidak bukan. Bukan kebermanfaatan yang akan kita dapat, tetapi kemudaratan yang akan menimpanya jika tujuan membaca disalahgunakan.

Jadikanlah kebiasaan membaca sebagai kebutuhan. Ada 2 kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila kita lapar, kita harus bergerak mencari makanan. Jika kita merasa haus, kita menimba air untuk membuat minuman. Itulah contoh permasalahan dalam mengatasi kebutuhan jasmani. Sebaliknya, jika kita merasa banyak ketidaktahuan, kita sering-seringlah membaca. Mulailah dari beberapa bahan bacaan setiap hari dan lakukanlah kebiasaan tersebut secara berkelanjutan. Demikianlah, membaca sebagai makanan pokok bagi pikiran dan hati kita agar menjadi tenang.

Belum mau membaca buku tebal? Well, kamu bisa melatih dirimu untuk suka membaca dengan “membaca” caption dan terjemahan di video video TED channel di Youtube.

Kebiasaan membaca dapat kita teladani dari seorang ulama Ahmad bin Yahya asy-Syaibani. Siapakah beliau? Beliau adalah salah seorang imam qira’ah, nahwu, bahasa, dan sastra. Beliau tidak pernah berpisah dari buku yang dipelajarinya. Apabila beliau diundang ke satu walimah, beliau meletakkan syarat kepada shahibul hajat agar disediakan untuknya tempat selebar kulit domba untuk tempat buku yang dibacanya. Selain itu, kita juga dapat meneladani dari seorang ulama salaf yang ahli ibadah, beliau juga mencintai ilmu dan banyak membaca kitab-kitab ulama-ulama sebelum zamannya, Abdullah bin Abdul Aziz Al-Umari r.a. Beliau sering menyendiri di kuburan dengan membawa buku untuk dibaca. “Tidak ada nasihat yang lebih mendalam daripada kuburan. Tidak ada teman yang baik daripada buku. Dan tidak ada yang lebih menjamin keselamatan daripada kesendirian.”

Jangan lupa membaca Al Qur’an yang para pembaca sekalian. Al Qur’an ada untuk dibaca, bukan tempat berkumpulnya debu. Photo by the dancing rain on Unsplash

Wahai pemuda, masih enggankah engkau untuk membaca? Tidak pedulikah engkau dengan masa depanmu? Bangunlah dari tidurmu, bersemangatlah menuntut ilmu. Tinggalkan angan-angan kosong, perbanyaklah membaca.

This article have

0 Comment

Leave a Comment

Kontak

AlamatJl. Prof. Dr. Suharso, Arcawinangun, Kec. Purwokerto Tim., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53113
Telepon: (0281) 636900