School Info
Thursday, 16 May 2024
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
  • Mencetak Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berjiwa Pemimpin dan Berdaya Saing Global
31 August 2020

Menuju Zona Tanpa Pengalaman

Mon, 31 August 2020 Read 6x Artikel

Pengaruh COVID 19 bagi pendidikan sangatlah besar. Kita dipaksa untuk menjalankan metode pembelajaran yang belum pernah dilakukan sama sekali.  Bak meninggalkan zona nyaman menuju zona tanpa pengalaman.

AHMAD FAWWAZ DAFAULHAQ, Purwokerto

Wabah COVID 19 tidak hanya melanda sektor kesehatan , tetapi pendidikan juga ikut terkena imbasnya. Akibatnya, semua proses kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring dari rumah masing-masing. Pihak sekolah harus memutar metode pembelajaran mereka untuk melakukan penyesuaian terhadap dampak wabah tersebut. Termasuk SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.

Sejak arahan pemerintah untuk melaksanakan pembelajaran dari rumah sekolah berusaha secepat mungkin melaksanakan penyesuaian terhadap kondisi tersebut. Perubahan ini meliputi metode pembelajaran yang dilakukan. Mulai dari pola pembelajaran hingga pengambilan nilai siwa yang semua itu dilakuakan secara daring. Dampak yang diberikan akan beragam karena berkaitan dengan hal tersebut.

“ Yang namanya suatu hal yang baru pasti akan ada suatu gejolak-gejolak di bidang yang baik maupun yang tidak baik,” ujar Okta salah satu Guru Biologi di SMA tersebut.

Menurutnya adanya pandemi ini mengharuskan sekolah beradaptasi dengan teknologi yang berkembang. Hal ini dikarenakan kemungkinan sekolah-sekolah konvensional akan tertinggal oleh perkembangan zaman.

Persiapan yang dilakukan untuk pembelajaran mengalami perubahan. Menurutnya karena hal ini merupakan pertama kalinya pelaksanaan daring 100% mengharuskannya melakukan proses persiapan lebih keras.

“ Dalam proses kuliah dulu, belum ada persiapan untuk media yang akan digunakan untuk daring,” ujarnya.

Proses pembelajaran yang dilakukan pun berbeda karena jika pembelajaran secara biasa murid- murid hanya akan mendapatkan pembahasan materi saat jam pelajaran berlangsung maka hal ini berbeda dengan pembelajaran secara daring. Murid dapat mempelajari materi sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Di pembelajaran daring, ia melakukan persiapan pembelajaran seminggu sebelum penjelasan terkait materi tersebut. “ Seminggu sebelumnya sudah saya siapkan. Namun, ada beberapa ide yang biasanya muncul saat beberapa hari sebelum pembelajaran.” Ide-ide tersebut bisa berupa kuis yang akan disampaikan beberapa jam sebelum kelas berlangsung.

Ia beranggapan bahwa pelaksanaan pembelajaran secara langsung lebih mudah dalam mengatur murid-muridnya. Di sekolah, murid-murid akan terfokus pada tujuannya yaitu belajar. Berbeda halnya jika pembelajaran di rumah yang menurutnya akan terganggu dengan pekerjaan rumah sehingga mengakibatkan terpecahnya fokus murid tersebut.

“ Terkadang ada siswa yang rasa tanggung jawabnya kurang.” Tanggapannya terkait permasalahan yang sering terjadi saat pembelajaran daring.

Untuk menyikapi hal tersebut, ia akan melakukan sosialisasi dengan wali kelas murid tersebut berkaitan dengan pemberian nasihat maupun menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa tersebut. Bahkan, ia tidak sungkan-sungkan untuk menghubungi murid tersebut untuk mengingatkan terkait dengan tugas mana saja yang belum ia kerjakan.

Pembelajaran di rumah dirasa kurang efektif karena penyampaian secara daring menyebabkan siswa tidak mendapatkan pelayanan secara maksimal dibandingkan pelaksanaan pembelajaran secara langsung. Pembelajaran secara tatap muka dirasa lebih mudah karena jika ada masalah murid dapat langsung menyampaikan hal tersebut kepada guru.

“ Secara psikologi pembelajaran dari rumah berpengaruh kepada siswa. Jadi terkadang ada siswa yang belajarnya kurang semangat karena tidak dapat bertemu dengan teman secara langsung,.” kata salah satu Guru Matematika, Adam.

Dari segi persiapan, materi pembelajaran daring membuatnya memakan waktu lumayan banyak. Untuk menarik minat belajar murid ia harus melakukan metode pembelajaran yang interkatif.

“ Saat sesi tatap muka tidak semua siswa bisa ikut makannya diperlukan materi yang interaktif untuk mengantisispasi hal tersebut,” ujarnya.

Menurutnya pembelajaran secara daring memang dapat merealisasikan pembelajaran yang baik. Namun, hasilnya tidak akan maksimal karena pada dasarnya pembelajaran yang baik dapat direalisasikan jika dilakukan secara tatap muka karena dapat memberikan pelayanan kepada murid lebih baik dibandingkan pembelajaran secara daring.

“ Interaksi antara guru terbatas sehingga guru juga akan susah untuk mengondisikan murid,” tanggapannya terkait hal yang dialami ketika pembelajaran daring berlangsung.

 Belajar di rumah membuat siswa tidak bisa mengatur waktu. Sebagai contoh Nafi, siswa kelas 12 IPA SMA IT Al Irsyad ini punya masalah tersendiri dalam mengatur waktu. Katanya jika ia bangun telat sedikit akan berakibat fatal.

Perubahan pola belajar pun berbeda antara di rumah dan di sekolah. Biasanya ia mengerjakan tugas tidak sampai mengharuskan lembur. Hal ini berbeda dengan pembelajaran daring yang membuatnya harus lembur untuk mengerjakan tugas. Ini mengakibatkan dia mudah mengantuk ketika pembelajaran besoknya akan dimulai.

“ Biasanya kalau pagi-pagi saat pembelajaran ngantuk aku minum kopi,” tanggapannya terkait perubahan kebiasaan saat belajar dari rumah.

Ia juga pernah mengalami sakit mata  dan pusing kepala karena terlalu lama menatap layar komputer. Bahkan, ia pernah jatuh sakit karena terlalu banyak minum kopi demi mengikuti pembelajaran daring secara langsung.

“ Pernah suatu hari terjadi trafo yang meledak sekitar rumahku.” Ia menceritakan bahwa saat itu kondisinya tugas sudah berada di ambang batas pengumpulan, tetapi mati lampu melanda kompleks rumahnya. Akibatnya, dia harus pergi ke rumah saudara untuk melanjutkan tugas tersebut.

Menurutnya, meskipun pembelajaran secara daring dapat membuatnya lebih mudah mengakses dan mengembangkan bakat miliknya, ia lebih menyukai pembelajaran secara tatap muka. Ia mengatakan keuntungannya belajar secara tatap langsung karena masalah tanggapan yang diberikan secara lambat  dapat diminimalisir.

Jika pembelajaran dilakukan secara daring respons yang diberikan guru cenderung lebih lambat dibandingkan pembelajaran secara tatap muka. Menurutnya ini tidak begitu baik karena terkadang masalah yang ditanyakan harus mendapat tanggapan cepat.

This article have

0 Comment

Leave a Comment